Family Life

Beauty

Beauty Budget

Cerita Sore

Lifestyle

Couple Trip

Personal

Fashion

» » » » » Trip To Singaraja, Bali


Setelah berlibur ke Singapura, saya dan keluarga kecil saya melanjutkan perjalanan kami ke Bali. Kali ini, agak sedikit berbeda nih rencana liburannya. Karena sebetulnya, kami ke Bali alasannya ada program lamaran adik kandung saya.

Kok lamarannya hingga di Bali? Soalnya calon istri adik saya itu keluarganya sudah usang tinggal di Singaraja, Bali.

Saya sendiri belum pernah ke Singaraja, hanya dengar-dengar dongeng dari adik saya dan tunangannya aja.

Begitu mendarat di Bandara Ngurah Rai Bali, kami menyempatkan makan siang kemudian pribadi berangkat ke Singaraja. Nah, alasannya saya kurang bertanya detail, gak taunya ke Singaraja itu harus lewat Bedugul ya. Artinya jalannya berkelok-kelok dan cukup jauh. Cukup menantang juga bagi saya dan suami, apalagi kami nggak kepikiran untuk menyewa car seat.



Nah disini lah tantangannya apalagi bawa anak kecil. Saya sudah was-was Aura akan rewel (biasa lah ya, parno duluan), tapi ternyata 3 jam perjalanan dari Denpasar-Singaraja berjalan sangat lancar! Aura asik main sendiri, ngoceh-ngoceh, bercanda terus sama kakeknya walaupun saya tertidur. Aura duduk manis dan tenang walaupun nggak ada car seat, bukan yang duduk-duduk di bawah kendaraan beroda empat hehe.

Saya gres ingat memang Aura sudah sering diajak pergi dari bayi, kena macet dan cukup gampang menyesuaikan diri -- ini yang bikin Aura tidak mengecewakan anteng jika diajak bepergian.

Sampai di Singaraja ternyata udah malam, saya dan yang lainnya kecapekan. Apalagi ketika itu saya udah hampir sakit, tenggorokannya berasa gak enak. Sepanjang perjalanan saya terus-terusan mengulang kata sehat-sehat-sehat dalam hati supaya gak beneran jatuh sakit, alasannya terakhir saya ke Bali, saya sakit dan muntah-muntah.



Perjalanan yang panjang dan melelahkan terbayar dengan villa yang akan menjadi 'rumah' kami selama dua hari di Lovina. Walaupun harus naik ke bukit, jalanannya sempit, gelap dan (kadang) tidak beraspal, villanya beneran bagus banget! Thanks to Airbnb!



Mungkin alasannya wilayahnya sepi, jika gak rame-rame kesannya agak spooky yah. Nah, pas kami datang, Abenk sempat melihat kelelawar di kamar mandi.

Terus pas saya mau menyalakan lampu rias di kamar mandi, tiba-tiba GELAP GULITA dan listrik di bab kamar tidur saya mati. JRENG! Saya pribadi terbirit keluar kamar, kaget setengah mati. Pas adik saya dan Abenk mencari panel listrik untuk nyalain listrik, gak ketemu-ketemu. Akhirnya saya pindah ke kamar satu lagi untuk tidur.

Memang kamar yang mati lampu itu agak lebih serem sih dibanding kamar-kamar lainnya. Apalagi kamar mandinya ala ala outdoor gitu loh.

Nah, ada lagi satu dongeng yang saya ingetttt banget hingga sekarang. Pas saya lagi beres-beres koper. Tiba-tiba ada bunyi jatuh kenceng. Pas saya lihat ke bawah, Aura sudah jatuh dari kasur ke bersahabat kaki saya. Lebih parahnya lagi, mulutnya darah segar semua. Saya panik dong, saya gendong sambil nangis dan teriak-teriak manggil suami. Baju saya kena darah semua :'(



Ini pertama kalinya Aura jatuh hingga berdarah. Kayaknya sih, giginya kena ke bibir terus bibir bawahnya robek *brb mewek*. Bukan baju saya aja yang kena darah. Baju tidur Aura, baju suami, handuk untuk melap darah. Aura jerit-jerit terus kesakitan, akibatnya sehabis 15 menit ia gres tenang dan akibatnya ketiduran.

Saya merasa bersalah banget alasannya nggak mengawasi Aura, tapi ini sesekalinya Aura jatuh dari tempat tidur alasannya ia jalan-jalan di atas kasur (kalo di rumah hampir nggak pernah kayak gini). Alhasil, bibirnya jontor dan jerawat deh. Tapi besok paginya Aura tetap ceria, tetap mau main dan makan menyerupai biasa.

***

Besok paginya, saya pribadi buru-buru keluar kamar dan melihat pemandangan luar alasannya semalam gelap banget jadi memang nggak keliatan apa-apa. Ternyata, WOWWWW BAGUS BANGET! Memang villanya agak jauh dari sentra keramaian, tapi cocok banget untuk leyeh-leyeh dan liburan tanpa diganggu-ganggu sama bunyi bising.

Suasananya tenang dan tenang sekali. Dari balkon atas, saya dapat melihat lautan, sawah, kota-kota dan beberapa villa tetangga. Peaceful banget. Udaranya juga sejuk menyerupai di Bandung. Kalau kata Abenk, ini Puncak rasa Bali. Kezel ah!

Leyeh-leyeh.

Suasana villa ketika hujan datang. Kabut di depan mata!
Aura dan Kakung.
Sewaktu mau meninggalkan villa, rasanya agak gak rela alasannya belum puas disana. Harus nginep lebih dari 5 hari sih kayaknya, terus bawa materi makanan semoga dapat masak-masakan di villa. Mungkin jika ada rejeki, lain kali mau kesini lagi tapi lebih usang dan ajak sahabat-sahabat saya.



Singkat cerita, lamaran adik saya dan calon istrinya berjalan lancar. Dan jika lancar, saya punya adik ipar di tahun 2017 ini hehehe. Senang alasannya keluarga kami jadi bertambah ramai dan seru.

Setelah dari Singaraja dan Lovina, kami balik lagi ke area Seminyak untuk beristirahat sebelum pulang ke Jakarta. Karena waktu yang cukup singkat, saya dan keluarga belum sempat kemana-mana di Lovina. Belum kesampaian juga lihat lumba-lumba dan main water sport huhuhu.

 saya dan keluarga kecil saya melanjutkan perjalanan kami ke Bali TRIP TO SINGARAJA, BALI

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply