Family Life

Beauty

Beauty Budget

Cerita Sore

Lifestyle

Couple Trip

Personal

Fashion

Singapore #2


Berhubung dua hari pertama aku dan Abenk cukup ambisius jalan-jalan di Singapura, pas hari ketiga kami tepar semua dan berdiri siang. Saya berdiri duluan sih, sekitar jam 8 pagi. Abenk dan Aura masih nempel banget di kasur, alhasil aku beride untuk sarapan pagi sambil mencuri waktu berkualitas untuk menulis jurnal.

Karena kawasan kami menginap itu kecil untuk ukuran hotel, jadi Llyod’s Inn menyediakan breakfast voucher di luar hotel.

Kebetulan memang dua kawasan pilihan makan paginya menarik, salah satunya yaitu Killiney Kopitiam. Killiney Kopitiam ini beneran berbentuk kedai atau sanggup dibilang ‘warung’ sih. Tempatnya di pinggir jalan, modal dingklik dan kipas angin saja. Bukan menyerupai yang ada di mall-mall gitu loh.

Saya memesan roti panggang dengan selai srikaya dan secangkir teh susu hangat untuk menemani ritual morning pages. Ritual menulis jurnal di pagi hari tentunya nggak boleh ketinggalan walaupun sedang liburan, justru menulis jurnal jadi obat lelah saya.


Waktu sendirian menjadi sesuatu yang glamor sehabis menjadi ibu, dimana aku sanggup lebih hening melihat keadaan sekitar dan lebih mindful dengan apa yang ada di hadapan saya. Sebelum balik ke hotel, aku memesan dua porsi roti panggang dan teh susu untuk Abenk.

Read more: Singapore #1

Biasanya ketika waktu makan, kami berdua selalu sharing kuliner kami dengan Aura agar ia tidak memilih-milih makanan. Taunya benar kan, pas lihat roti panggang Aura eksklusif minta dan dimakan lahap banget.



Hari itu, kami berencana untuk ke ArtScience Museum untuk melihat ekspo Future World, NASA - A Human Adventure dan Journey to Infinity: Escher's World of Wonder. ArtScience selalu jadi jadwal wajib jikalau aku pergi ke Singapura, sebab pamerannya selalu keren-keren! Kemarin aku membeli tiket terusan seharga $30 untuk menikmati ketiga ekspo tersebut.

Future World
Menurut aku sih ekspo ini benar-benar wajib dikunjungi dan bawah umur niscaya suka. Interaktif sekali sebab bukan hanya sekedar exhibition, tapi para pengunjung juga sanggup bermain dan berkarya. Makanya disebut sebagai Singapore's largest interactive digital playgroud. Contohnya ketika gambar para pengunjung sanggup discan dan masuk ke dalam layar berupa gambar tiga dimensi. Lengkapnya sanggup cek di vlog-nya Abenk ya. Seru banget! Inner child dalam diri aku juga ikut bermain sebab sanggup menggambar, mewarnai dan bersenang-senang menikmati ekspo ini.



NASA - A Human Adventure
A human adventure? Sejak menonton konspirasi bumi datar, aku sudah nggak terlalu ambisius dengan NASA. Terlepas dari benar atau tidaknya bumi itu datar, tetap saja kok nggak ada insan yang ke bulan lagi ya? Ini udah 2017 lho? Yang belum nonton, coba nonton dulu semua episodenya ya :D Overall, pamerannya NASA keren sih. Lumayan lah buat hiburan.


Journey to Infinity: Escher's World of Wonder

Selain ekspo Future World yang bikin aku happy banget, menikmati karya M.C. Escher juga menciptakan aku kepikiran hingga nggak sanggup tidur. Escher menggabungkan antara seni dan matematika, sehingga menjadi sebuah karya yang nilai estetikanya sangat tinggi. Sebelumnya aku nggak pernah ‘ngeh’ dengan Escher, tapi begitu lihat beberapa karyanya aku langsung, “Lho, ini kan yang di jaman kuliah dulu?”

Kami cukup usang di ekspo M.C. Escher sebab Aura sanggup main dan Abenk cukup usang menikmati karya Escher. Karya-karyanya sangat luar biasa, sebelum keluar dari ruangan ekspo juga dijual beberapa merchandise menyerupai digital prints, pop up book dan buku wacana karya-karya Escher.

Aura sedang menjelaskan salah satu karya M.C. Escher pada salah satu pengunjung. ;p


***

Setelah dari tiga ekspo di ArtScience, kami nggak sengaja ketemu Naufal dan eksklusif menuju Art Stage Singapore 2017 di Marina Bay Sands, Sands Expo & Exhibition Centre. Kami mendapat usul VIP sehingga sanggup masuk di opening day. Kalau dibandingkan sama Art Stage Jakarta, jauh lebih besaaaaar. Besar banget dan banyak banget galeri yang ikutan, selain itu ratusan bahkan mungkin ribuan karya seni dipamerkan disana.

Pusing sebab galau mau lihat yang mana dulu, jadinya aku muter-muter sambil nemenin Aura Suri jalan-jalan dan berhenti di beberapa galeri atau karya seni yang benar-benar sangat menarik perhatian kami. Naufal juga memamerkan tiga karya terbarunya di Art Stage Singapore 2017.


Setelah dari Art Stage Singapore, aku janjian makan malam dengan teman usang aku di Lau Pa Sat atau Telok Ayer Market. Tempat favorit untuk jajan di malam hari, yang ternyata pas bayar.. Ya ampun, nggak murah juga ya makan di pinggir jalan tau-tau habis segitu! Hahahaha. Padahal aku hanya bertiga (Aura Suri sih nggak dihitung lah ya), pas bayar-bayar taunya hampir $80. Artinya makan di pinggir jalan aja hampir IDR 800,000,-. Kalau di Jakarta mungkin aku sanggup beli sama gerobaknya ya.

Walaupun kaget, tapi kami puas banget makan malamnya! Sayangnya pas di hotel Abenk sempat muntah (mungkin sebab sudah usang gak ‘jajan’). Alhamdulillah cuma muntah aja, nggak hingga sakit atau kenapa gitu. Sedangkan aku dan Aura aman-aman aja hingga esok paginya.

***

Hari terakhir di Singapura, kami hanya sempat ke United Square yang katanya kids learning mall. Tapi sejujurnya, mall-nya agak garing sih. Kalau waktu liburannya cuma sedikit, berdasarkan aku gak terlalu perlu kesini. Lalu kami ke Kinokuniya Takashimaya untuk lihat-lihat buku.

Nah, biasanya kalau sudah hingga Kinokuniya di Takashimaya mendadak kalap. Kali ini aku dan Abenk berhasil keluar tanpa membeli apa pun! *tepuk tangan*

Mungkin sebab galau mau beli apa, terus kalau dipikir-pikir, masih banyak buku nganggur di rumah.

Sampai di Changi airport, Abenk sempat bertanya ke saya, “Kamu nggak beli apa-apa nih selama disini?”

Oh iya, aku gres sadar kalau aku nggak beli apa-apa. Kecuali Lego ya, itu juga buat koleksi berdua. Tapi untuk diri aku sendiri, aku nggak beli apa-apa. Saya gres sadar, ternyata membeli barang hanya kepuasan sementara. Sedangkan aku lebih menunggu-nunggu pengalaman dan momen yang menyenangkan selama liburan dibanding membeli sesuatu.
Llyod's Inn, kawasan kami menginap selama di Singapura.

Akhirnya aku mampir ke toko buku Times untuk sekedar melihat-lihat, ternyata ada satu buku yang menarik perhatian saya.

Judulnya, THE GRATITUDE DIARIES.

Saya tersenyum, eksklusif mengambil buku tersebut sebanyak dua buah. Satu untuk diri saya, satu untuk abang ipar saya. Ntah mengapa aku yakin The Gratitude Diaries akan mempunyai kegunaan bagi aku dan lingkungan saya. Setelah membayar, aku eksklusif memamerkan buku tersebut ke suami.

“Nih, finally I bought something for myself.

Melihat judul buku tersebut, Abenk tidak berkomentar melainkan tersenyum. Menandakan ia senang aku mendapat sesuatu, bukan hanya sekedar barang saja – tapi sebuah buku yang akan mempunyai kegunaan bagi aku dan lingkungan saya.

Liburan ke Singapura kali ini memang terasa berbeda. Walaupun capek dan lepek sekali, momen-momen yang lelah seakan tertutupi dengan kebahagiaan dan kepuasan sebab kami berhasil liburan bertiga tanpa harus menghadapi Aura yang rewel. Alhamdulillah, semuanya sehat.

Eits, liburan belum selesai. Setelah Singapura, aku harus terbang lagi ke Bali. Tungguin ya, ceritanya! :)

Read more: Our First Travel Experience with 6 Months Old Baby

 Berhubung dua hari pertama aku dan Abenk cukup ambisius jalan SINGAPORE #2

Singapore #1


Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya dan suami niscaya wajib liburan ketika ahad kedua di bulan Januari. Kami memang tidak pernah liburan ketika high season alasannya yakni alasan menghindari keramaian dan tiket pesawat yang mahal. Selain itu, kami mau puas-puasin dulu sebelum hanya sanggup liburan ketika liburan sekolah alasannya yakni Aura Suri masih kecil hihihi.

Destinasi kami tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu ke Singapura. Kalau biasanya kami pergi ke Bali, Alhamdulillah tahun kemudian sanggup rejeki jadi sanggup liburan ke Singapura dan ke Jepang di bulan Februari.

Saya tak sabar sekali ingin berlibur semenjak pertengahan tahun lalu, alasannya yakni satu dan lain hal momennya nggak sempurna banget untuk liburan (kami gres pindah rumah dan suami sedang menuntaskan thesis).

Selama di Singapura, saya menentukan Anaz. Dari segi lokasi hanya 10-15 menit dari stasiun MRT Somerset dan Somerset 313. Sekitar Lloyd’s Inn itu apartemen dan perumahan, jadi cukup damai dan nggak ramai riweh ibarat hotel-hotel besar.

Setelah check-in, kami jalan-jalan sebentar di kawasan Orchard. Mampir ke H&M untuk membeli kaos kaki ekspresi dominan dingin, sempat bertemu dengan pembaca tips menghilangkan jerawat dan bekas blog saya, kemudian makan siang. Setelah makan siang, kami pribadi ke Gardens By The Bay alasannya yakni waktunya pas banget – udah nggak terlalu panas dan terik.



Sampai di Gardens By The Bay, Aura tidur lagi (mungkin capek berdiri kepagian). Saya dan Abenk jadi punya waktu untuk lebih santai dan foto-foto #teteup, alasannya yakni biasanya kami harus ngejar Aura yang lagi bahagia jalan kesana kemari.

Walaupun sudah pernah jalan-jalan di Gardens By The Bay, rasanya nggak bosan melihat begitu banyak tanaman-tanaman dan menikmati Cloud Forest serta udara yang segar.






Aura tidurnya pulas ternyata, karenanya ia berdiri ketika kami sedang berjalan-jalan di Cloud Forest. Saya sempat minta tolong salah satu pengunjung untuk mengambil foto kami bertiga, soalnya jarang-jarang nih punya foto bertiga hihihi. Untungnya ketemu orang yang sanggup foto, hasilnya bagus dan nggak miring-miring!

Dekorasi Natal masih menghiasi Flower Dome.


Ada bunga bangkai dari Lego! Wow!



Dari Gardens By The Bay kami berjalan kaki untuk beristirahat sejenak di depan ArtScience Museum. Aura bahagia banget begitu sanggup main dengan burung merpati, sedangkan saya dan Abenk duduk-duduk sambil menikmati minuman dingin. Sore yang jarang sekali kami nikmati kalau di Jakarta, duduk santai sambil menikmati keadaan sekitar.

Malamnya, kami jalan-jalan lagi di Orchard dan sempat mampir ke Toys"R"Us di Paragon Orchard. Lumayan panik, alasannya yakni banyak Lego Star Wars yang tidak dirilis di Indonesia. Banyak juga yang baru-baru, alhasil saya dan Abenk kalap! Lucunya, setiap masuk ke toko mainan dimana pun.. Yang kalap itu orang tuanya, Aura Suri cuma melamun aja hahaha.

Hari pertama di Singapura, jalan-jalannya tidak mengecewakan ambisius. Sampai di hotel, gres deh berasa betis pegel banget. Padahal saya dan Abenk prinsipnya santai aja kalau traveling sama Aura hihihi.

***

Jadwal di hari kedua, kami ingin mengunjungi S.E.A. Aquarium di Resorts World Sentosa. Walaupun teman kami menyarankan untuk naik Uber dari hotel ke Sentosa, kami tetap ingin mencoba naik MRT. Saya lebih bahagia naik transportasi umum kalau sedang traveling ke luar negeri, soalnya seru dan bosan naik kendaraan beroda empat hihihi. Kalau naik kendaraan beroda empat terus, sama aja dong kayak di Jakarta?

Ternyata perjalanan dari Somerset MRT ke Sentosa tidak sejauh yang saya bayangkan. Untungnya di website S.E.A. Aquarium menyediakan petunjuk jalan yang sangat terperinci dan detail, sehingga gampang sekali bagi turis ibarat saya. Sebenarnya pilihan kami selain ke S.E.A. Aquarium yakni ke Singapore Zoo dan Jurong Bird Park, tapi karenanya saya menentukan aquarium alasannya yakni memang Aura suka banget lihat ikan.



Benar saja, begitu masuk dan melihat akuarium pertama reaksinya pribadi heboh. Aura menunjuk ke segala arah sambil bilang, “Ka! Ka! Do! Do!”

‘Ka’ artinya ikan, sedangkan ‘do’ artinya shark yang diambil dari lagu Baby Shark (nadanya do do do do). Selama menikmati akuarium-akuarium, Aura berlari kesana kemari sambil ketawa-ketawa sendiri. Keliatan banget senaaaaang begitu lihat ikan banyak banget dan gede-gede pula. Aura juga nyanyi-nyanyi sendiri, terus dadah-dadah ke ikan.


Selesai dari S.E.A. Aquarium kami makan siang di Chili’s, yang katanya Abenk sih yummy banget (memang enak!). Saya nggak ingat pernah makan di Chili’s atau belum, pokoknya saya merasa ini pengalaman pertama makan di Chili’s. Sayangnya saya nggak sempat foto-foto alasannya yakni kelaparan!

Beda lagi dengan Aura. Mungkin alasannya yakni masih kesenangan habis lihat ikan-ikan yang besar, sepanjang makan siang Aura ketawa-ketawa terus dan sibuk muterin restoran sambil bilang “Hai! Bye!” ke pengunjung lainnya.

Sorenya kami mampir ke ekspo tunggalnya Naufal Abshar di Art Porters alasannya yakni diundang oleh Naufal untuk private tour. Naufal tiba agak telat, jadi kami menunggu di sekitar Spottiswoode dan karenanya ngadem di Highlander Coffee. Kedai kopinya kecil, tapi ternyata kopinya enak-enak. Bahkan pemiliknya juga sempat ngobrol sama kami soal kopi-kopi yummy di Jakarta dan dunia blogging di Singapura.



Karya-karya Naufal ntah mengapa selalu mengundang tawa para pengunjungnya, mungkin alasannya yakni Naufal banyak mengangkat isu-isu politik dan sosial. Karya yang paling unik adaah robot wanita dan robot pria (hati helo kiti, mental baja) yang sedang bergandengan tangan alasannya yakni bukan hanya berupa lukisan tapi juga puzzle.



Ada juga self portrait Naufal ketika ia memutuskan untuk menjadi seniman, yang katanya sih masa-masa labilnya Naufal. Di ketika semua orang mewaspadai dan menertawakan pilihannya ibarat yang tertulis di self portrait tersebut “Ha Ha Ha”, “Pelukis?” dan “Mau jadi apa nanti?” bahwasanya mirip-mirip dengan perjalanan saya sewaktu ingin jadi fotografer dan juga blogger.

Merasa diremehkan, diragukan, dipandang sebelah mata, tapi hati kecil percaya bahwa apa yang saya jalani yakni jalan yang benar.




Walaupun suara-suara dari luar sana sering kali mengganggu, terbukti kalau kita berusaha, berdoa dan percaya dengan diri sendiri – Tuhan akan memberi jalan untuk kita. Saya juga ibarat Naufal, yang mempunyai masa-masa labil dan banyak merenung ihwal apa yang saya kerjakan, tapi kita sanggup melihat perjalanan Naufal tentunya memperlihatkan hasil yang luar biasa. Pameran tunggal Naufal Abshar berlangsung sampai 28 Februari 2017 di Art Porters Singapura.

Walaupun liburan, niscaya ada aja pelajaran-pelajaran yang saya dapatkan ya hehehe. Thanks for reading!

 saya dan suami niscaya wajib liburan ketika ahad kedua di bulan Januari SINGAPORE #1

Japan Travel Diary #7: Osaka Aquarium Kaiyukan, Tempozan Park & Dotonbori

 Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI

Setelah pindah kota dan pindah penginapan, kami ternyata sanggup Airbnb yang kecil tapi sangat higienis dan rapih! Yang paling penting, kasurnya jauh lebih yummy dibanding Airbnb kami di Tokyo. Saya bilang Airbnb di Osaka ini sebagai gang senggol, soalnya begitu buka dua koper pribadi berasa sempit banget.

Sering banget saya dan Abenk ukiran gara-gara tempatnya yang super minim.

Ini semuanya gara-gara saya panik alasannya ialah Airbnb yang awalnya saya pesan, tiba-tiba harus dibatalkan oleh pemiliknya alasannya ialah mereka bermasalah dengan pemerintah di Osaka. Ya pokoknya begitu lah. Akhirnya saya cari lagi Airbnb yang sesuai dengan budget, tapi gak baca tips mengencangkan kulit wajah terlalu detail alasannya ialah udah mepet banget dengan hari keberangkatan ke Jepang.

 Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI

Pas hingga di Airbnb, ya cukup kaget dengan ukurannya yang mini banget. Cukup sih jika sendirian atau berduaan aja. Tapi memang semua itu gak ada yang tepat banget (kecuali penginapan mahal hahaha). Walaupun ukuran apartemen yang kecil, kami bertiga nyenyak banget alasannya ialah kasurnya ibarat di hotel bintang lima.

Tapi, ada TAPI-nya lagi nih. Pas buka jendela, ada kuburan. JRENG JRENG. Abenk sih kaget, saya kaget juga sih. Cuma alasannya ialah ini kuburan Jepang yang gak sehoror kuburan di Indonesia, jadi saya nyantai aja tuh. Yahhh memang semuanya plus minus hahaha.

Selain itu, lokasinya bersahabat sekali dengan Daikokucho Station dan Imamiya Station. Ada convenient store dan rumah makan yang enak-enak. Airbnb yang saya pesan sanggup dicek di sini.

***

Di hari ketujuh, kami berencana untuk jalan-jalan di sekitar Osaka Aquarium Kaiyukan. Ada LEGOLAND Discovery Center Osaka, Tempozan Ferris Wheel dan Tempozan Park.

Sebelum hingga ke daerah tujuan, kami bertiga berhenti dulu di rumah makan kecil yang menjual Roast Beef Don Revolution – yang jika lihat dari foto yang ditempel di luar restoran, tampilannya menarik banget! Lebih menarik lagi, alasannya ialah yang jual itu ngerjain semuanya sendiri. Dari melayani tamu, masak, beres-beres dan juga kasir.

 Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI

Mana bagus pula, gak ada tampang lusuh atau capek gitu lho orangnya. Saya terkagum-kagum, soalnya ini rumah makan lho bukan warung (ya mungkin warung sih buat orang Jepang). Karena sang pemilik ngerjain semua sendirian, jadi jika pesan masakan lamaaa banget. Kami menunggu kurang lebih 30 menit, gres deh pesanan kami datang.

Tapi yummy banget deh makanannya, saya senang banget apalagi sempat ngobrol dengan si pemilik rumah makan tersebut. Ia bilang jika dari dulu ngerjain semuanya sendirian bahkan dikala final pekan. Wah gak kebayang jika rumah makannya lagi ramai banget, terus beliau sendirian. Hebat ya!

 Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI

Setelah perut kenyang, kami mau mampir ke Lego Land yang letaknya ada di Tempozan Marketplace. Kami mampir dulu ke toko LEGO sambil lihat-lihat, eh taunya harganya gak beda jauh sama di Jakarta. Waktu ke Gotemba Premium Outlets, LEGO yang dijual harganya sanggup separuh harga di Jakarta.

Tapi alasannya ialah saya dan Abenk bawaannya udah ribet (nah ini gak enaknya pergi dikala isu terkini dingin, belom apa-apa koper sudah penuh), jadi kami gak beli LEGO di Gotemba.

 Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI

Yaudah sambil lihat-lihat, Abenk keluar masuk toko.

“Kayaknya kita pribadi ke aquarium aja deh, Legoland-nya kayak gak terperinci gitu.”

Terus saya gres inget..

“Iya sih, kemarin saya juga baca tips mengencangkan kulit wajah-baca tips mengencangkan kulit wajah review, katanya gak worth it dan kecil banget. Jauh lebih bagus di Malaysia.”

Yawis, alhasil kami gak jadi ke LEGOLAND Discovery Center Osaka. Gak nyesel. Soalnya tiket masuknya juga relatif mahal buat daerah yang sekecil itu.

 Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI
 Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI

Sekarang giliran kami menghibur Aura dengan mengajaknya ke Osaka Aquarium Kaiyukan. Kalau lihat di foto-foto, kayaknya bagus banget akuariumnya. Bagus sih, TAPI jika sudah pernah ke S.E.A Aquarium yang di Resort World Sentosa.. MENURUT SAYAAAA.. Jauh lebih bagus yang di Sentosa!

 Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI

Walaupun koleksi binatangnya beda yah dengan SEA Aquarium, tapi dari segi kenyamanan pengunjung dan keren-kerenan tempat.. Ya jauh lebih keren SEA Aquarium. Saya jadi ngerasa agak buang-buang waktu kesana, apalagi pas jam ngantuknya Aura. Kaprikornus beliau mulai rewel-rewel gak betah gitu lho.

Saya dan Abenk juga ngantuk berat. Mungkin habis kekenyangan makan nasi, belom ngopi, terus agak bosan selama di Osaka Aquarium Kaiyukan.

 Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI

Sekitar jam 4 sore, kami keluar dan cari coffee shop terdekat sambil nunggu Aura bangkit tidur. Lumayan seger tuh rasanya pas habis ngopi dan ngemil pancake. Lalu kami lanjut lagi ke Tempozan Ferris Wheel, soalnya waktu liburan ke Singapore kami gak naik ferris wheel.

 Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI
 Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI

Lumayan seru dan saya tidak mengecewakan tegang – alasannya ialah intinya saya takut dengan ketinggian (walaupun berusaha ngelawan terus). Cuaca sore itu memang pas banget untuk naik ferris wheel sambil menikmati pemandangan kota Osaka.

Hari itu agak tidak mengecewakan meaningless sih buat saya hahaha. Memang jika liburan kan kadang ada momen yang senang banget, ada yang biasa, ada juga yang ‘ya elah kayaknya sanggup lebih deh dari ini’. Tapi lagi-lagi, senang banget alasannya ialah kami bertiga sehat – back pain saya hilang dalam 1 hari, Aura ceria, Abenk juga sehat-sehat aja.

 Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI

Sudah seminggu kami berlibur, rasa capek gres berasa banget di hari-hari terakhir. Mata udah mulai sembab, rasanya kangen kasur di rumah, pengen makan nasi padang, dll dll.

Saya dan Abenk bukan tipe orang yang sanggup liburan lebih dari 10-14 hari, alasannya ialah kami sudah terbiasa kerja. Kaprikornus jika udah kelamaan, biasanya kami gak betah dan pengen cepat-cepat pulang. Workaholic? Hahaha gak tau deh.

 Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI

Malam itu kami habiskan waktu untuk menelusuri Dotonbori (lagi), kayaknya gak puas-puas deh kesini. Soalnya banyak toko kecil yang menjual barang-barang lucu dan cemilan gemes-gemes. Saya juga sempat berhenti untuk mengabadikan momen dengan gambar Glico yang populer itu.

Osaka tidak mengecewakan seru sih, cuma harusnya saya dan Abenk ambil rute yang ke Osaka dulu gres ke Tokyo. Tokyo jauh lebih seru-seru tempatnya! Tapi jika dari Osaka, memang lebih gampang untuk bepergian ke beberapa kota yang canti-cantik ibarat Kyoto dan Nara.

 Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI

Untuk dongeng di hari ketujuh di Osaka memang agak bosenin (ngaku hahaha). Tapi, penutupan liburan saya justru seru banget. Bosan-bosan gak jelas yang saya sebutkan di atas, alhasil terbayarkan juga di hari ke ke #8 dan #9. Tungguin dongeng selanjutnya! :D

 Setelah pindah kota dan pindah penginapan JAPAN TRAVEL DIARY #7: OSAKA AQUARIUM KAIYUKAN, TEMPOZAN PARK & DOTONBORI
*********************************************************

READ MORE
Japan Day #1 | Traveling With A Sick Toddler
Japan Day #2 |  Shibuya & Omotesando
Japan Day #3 | Gotemba
Japan Day #4 | Yoyogi Park & Shimokitazawa
Japan Day #5 | Daikanyama & Mori Art Museum
Japan Day #6 | Bye Tokyo, Hello Osaka!
Japan Day #7 | Osaka Aquarium Kaiyukan & Tempozan Park
Japan Day #8 | Kyoto & Arashiyama
Japan Day #9 | Last Day in Osaka