Rasanya puas banget kalau apa yang kita inginkan, tercapai dan melebihi ekspektasi (walaupun nggak berekspektasi berlebihan ya). Ini lah yang aku rasakan selama liburan ke Jogja bersama Abenk dan Aura.
Walaupun kami cukup sering liburan bertiga, tapi berlibur dengan tujuan mengapresiasi seni rupa tentunya sedikit berbeda dari liburan-liburan kami yang biasanya.
Biasanya tujuan liburan kami itu kuliner, belanja barang-barang yang unik, menikmati suasana gres dan mencari galeri seni atau museum.
Pas banget kami sanggup rekomendasi tempat-tempat seru dari teman-teman di Jogja. Makara sanggup jalan-jalan sambil melihat-lihat pekan raya seni, dan kali ini kami ingin berkeliling dari satu galeri seni ke galeri lainnya.
Destinasi pertama kami di hari itu yaitu Jogja Gallery. Ternyata sedang ada pekan raya kolektif dari Sakato Art Community. Beberapa seniman yang familiar di pendengaran aku pun ikut meramaikan pekan raya ini, salah satunya yaitu Yunizar. Aura semakin hari semakin terbiasa diajak ke pekan raya seni, walaupun awalnya ia sering bosan, merengek dan selalu berusaha memegang karya yang dipajang.
Ternyata semakin sering dilatih, Aura jadi mulai mengerti bahwa memegang karya seni itu tidak boleh (kecuali karyanya bapaknya sendiri ya hahaha) dan mulai sanggup mengakali dirinya sendiri kalau lagi bosan.
Tapi namanya juga anak kecil ya, masih senang lari kesana kemari hingga Mama-nya gempor. Akhirnya aku nggak sempat foto-foto alasannya yaitu jagain Aura dan lebih menentukan untuk menikmati karya-karya yang ada.
Read more: Our Artsy Weekend in Jogja #1
Jogja Gallery
Jl. Pekapalan, Alun-Alun Utara No.7,
Prawirodirjan, Yogyakarta
Mural karya Roby Dwi Antono di Yats Colony. |
Ternyata gedungnya luas banget! Sangkring Art Space terbagi menjadi dua gedung, satu yang letaknya di depan dan satu lagi di belakang. Antara jarak satu gedung ke gedung lainnya, ada tembok yang dihias oleh mural warna-warni, instalasi karya di atas tembok dan patung-patung berbentuk manusia.
Siang itu aku sangat menikmati momen gallery hopping bersama Abenk dan Aura, alasannya yaitu mata dan pikiran aku sangat dimanjakan oleh karya-karya seni rupa yang aku temui. Betapa bahagianya sanggup diguyur oleh wangsit selama liburan, rasa lelah dan kepanasan pun tak terasa siang itu.
Selesai dari Sangkring, kami menuju Sarang Building yang letaknya tak jauh dari Sangkring. Modal sotoy (sok tau) kami pribadi kesana dipandu oleh Google Maps, dan ternyata gedungnya masih tutup! Ada poster kecil yang menginformasikan bahwa pekan raya Yeo Kaa sedang berlangsung di dalam gedung, tapi kami harus menunggu sekitar dua jam lagi untuk melihatnya.
Dari pada terdiam nggak jelas, Abenk mengajak makan siang dulu sambil leyeh-leyeh. Satu daerah yang terlintas di kepala aku hanya Nanamia Pizzeria di Tirtodipuran.
Sangkring Art Space
Jl. Nitiprayan No.88 RT. 01 / RW. 20,
Ngestiharjo, Kasihan, Ngestiharjo, Bantul, Daerah spesial Yogyakarta 55184
Don't judge book by its cover. Jangan menilai suatu daerah hanya dengan melihat daerah parkirnya saja. Abenk sempat mengira Nanamia Pizzeria Tirtodipuran adalah restoran yang menyajikan pizza tapi tempatnya kecil dan nyempil. Mungkin alasannya yaitu daerah parkirnya yang kecil sih yaa..
Begitu masuk dan disapa oleh pohon-pohon rindang yang meneduhkan teriknya matahari siang itu, mata Abenk pribadi berbinar-binar dan terlihat senang. Ia mondar-mandir sambil tersenyum di balik kacamata hitamnya, memberi aba-aba bahwa ia sangat menyukai daerah ini.
Saya pribadi memesan strawberry lassy, spaghetti bolognese, pizza Napoli dan Magherita untuk makan siang kami bertiga. Oh ya, aku belum sempat dongeng kalau Aura selama di Jogja lagi mogok makan. Dari kemarin-kemarin cuma mau kentang goreng atau kerupuk. Setiap kami sedang dalam perjalanan, Aura juga nggak lepas dari nenen.
Ternyata Aura lagi tumbuh gigi geraham. Walaupun rewel dan susah makan, aku bersyukur alasannya yaitu Aura nggak hingga demam atau batuk pilek.
Setelah tidur siang, ternyata Aura kepanasan dan kelaparan. Hasilnya, setengah porsi spaghetti bolognese yang aku pesan dihabiskan oleh Aura. Hore!
Selain daerah yang semi-outdoor, kuliner yang yummy dan murah, Nanamia Pizzeria juga menyediakan kids corner untuk daerah bermain anak-anak. Ada banyak sekali macam mainan dan Aura juga dikasih kertas dan krayon untuk mewarnai. Aura juga senang banget jalan-jalan sendirian mengelilingi taman berrumput disana, jadi aku sangat merekomendasikan daerah ini untuk teman-teman yang ingin berlibur ke Jogja bersama anaknya!
Nanamia Pizzeria
Jl. Tirtodipuran No.1, Mantrijeron, Daerah spesial Yogyakarta 55143
Kami balik lagi ke Sarang Building karena merasa rugi kalau nggak kesana untuk melihat karya Yeo Kaa. Silahkan di googling ya siapa si mbak Yeo Kaa ini, unik dan keren banget orangnya! Karyanya memang mempunyai konten dewasa, tapi aku sanggup menikmati warna-warna dan juga huruf yang ia buat.
Selain satu lukisan besar yang dipajang di dalam gedung Sarang, ada juga balon yang sangat fotogenik di tengah-tengah ruangan.
Di area luar gedung, ternyata ada kolam berisi ikan dan kura-kura. Makara sesudah berhasil melihat Yeo Kaa, aku mengajak Aura memberi kuliner ke ikan dan kura-kura. Sederhana sekali tapi Aura senang banget.
Read more: Our Artsy Weekend in Jogja #22
Sarang Building
Jl. Kalipakis RT 05 / RT 11 Tirtonirmolo, Kasihan,
Bantul, Yogyakarta
Menjelang sore, kami balik lagi ke Art Jog. Nggak mau rugi dong, udah hingga Jogja terus mau puas-puasin menikmati karya seni di sana. Begitu melihat Floating Eyes karya Wedhar Riyadi, Aura joget-joget kesenangan seolah-olah gres dikasih mainan.
Karena nggak buru-buru, karenanya kami menikmati sore di bab depan museum sambil cekikikan melihat Aura yang begitu antusias dengan Floating Eyes.
Sebelum pulang ke hotel, aku dan Abenk sempat duduk-duduk menikmati kopi Jo di bab belakang Jogja National Museum sambil menemani Aura makan kentang goreng.
Pilihan yang sempurna bagi kami untuk menghabiskan malam terakhir kami dengan menikmati karya seni dari satu galeri ke galeri lainnya, ditutup dengan makan malam super glamor di Mediterranea Restaurant by Kamil. Sayangnya aku nggak bawa kamera, alasannya yaitu udah terlalu capek dan ingin menikmati makan malam yang porsinya super besar itu.
Aura dan tante Cagi. |
Satu hal yang terpikir semalaman di hari itu, suatu ketika ingin sekali sanggup punya rumah dan galeri di Jogja. Mungkin Jogja akan jadi daerah dimana kami akan menghabiskan masa bau tanah nanti, who knows? :)
No comments: