Family Life

Beauty

Beauty Budget

Cerita Sore

Lifestyle

Couple Trip

Personal

Fashion

» » » » » Wacoal Factory Tour In Japan #1



Jika ditanya, “Apa arti sebuah bra untuk kamu?”

Mungkin saya akan menjawab seadanya saja. Bra untuk menopang payudara, semoga payudara nggak cepat turun. Atau jawabannya mungkin ya hanya sebagai pakaian dalam saja.

Kurangnya pengetahuan saya soal bra dan pakaian dalam menemukan saya dengan Wacoal Indonesia di awal tahun 2018. Ajakan untuk mengunjungi pabrik Wacoal di Jepang pun saya sambut dengan baik, kapan lagi saya sanggup berkunjung ke pabrik bra?

Kebetulan Wacoal Indonesia juga menerima ‘jatah’ untuk mengundang dua influencer lain yaitu Sasyachi dan Titan Tyra. Kalau Sasya sih saya sudah kenal cukup lama, tapi cukup kaget ternyata kami bertiga pribadi dekat begitu akan berangkat ke Jepang.

Oh ya, sebelum berangkat ke Jepang saya juga sempat mampir ke toko Wacoal di Gandaria City yang gres saja direnovasi. Saya sempat minta diukur oleh SPG-nya semoga tau ukuran bra saya yang kini tuh berapa, alasannya yaitu ukurannya niscaya berubah jika dibandingkan dari jaman sebelum hamil dan sesudah menyusui.

Alhasil, saya membawa pulang beberapa produk Wacoal hasil dari mampir ke toko (dasar ibu-ibu!), berhubung udah usang banget gak pakai produknya Wacoal jadi amazed sendiri ternyata produknya senyaman dan sebagus itu. Lebih parahnya, saya sanggup bra super nyaman dengan potongan harga 70%! Hahaha bahagia banget!

Ini kelima kalinya saya ke Jepang dalam satu tahun terakhir, nggak pernah bosen!

Perjalanan ke Kyoto cukup panjang alasannya yaitu kegiatan penerbangan yang terbatas, jadi kami harus terbang ke Tokyo (Haneda) kemudian pindah pesawat dan terbang ke Osaka Itami Airport. Sampai di Osaka Itami Airport, kami harus naik bis lagi selama 45 menit untuk hingga di Kyoto.

Cuaca di Kyoto cukup cuek untuk ukuran bulan Maret akhir. Setelah seharian di perjalanan, hingga di kamar hotel saya disambut oleh goodie bag dari Wacoal yang berisi produk Gococi wireless and seamless half top bra dan panties, Tsumori Chisato lingerie case, Tsumori Chisato slippers dan dua produk kecantikan berupa body scrub dan lip balm.

DAY 1

Langit Kyoto masih dihiasi dengan awal tebal dan hujan tak kunjung berhenti dari kemarin malam. Pakaian yang saya pakai harus hangat dan nyaman, semoga nggak ‘ter siksa’ selama perjalanan. Pabrik Wacoal harus ditempuh sekitar 1 jam 40 menit dari Kyoto memakai kereta, tapi tak terasa alasannya yaitu selama di kereta saya dan Titan asik ngobrol sambil menikmati pemandangan.



Kami turun di Awara-Onsen Station di Fukui Prefecture, udaranya jauh lebih cuek dibanding di Kyoto! Begitu turun stasiun kami pribadi naik bis menuju Hokuriku Wacoal Sewing Co. Saya kaget sih waktu diinfo jika pabrik Wacoal belum pernah mendapatkan tamu dari luar, bahkan tim dari Wacoal Indonesia yang sudah bekerja 8-12 tahun saja belum pernah masuk ke pabrik Wacoal di Fukui. Makara saya, Sasya dan Titan sangat sangaaaat beruntung!

Sebelum masuk ke pabrik, kami diminta untuk mengganti bantalan kaki kami dengan bantalan kaki slippers yang sudah disediakan. Ini khas Jepang banget ya :)

Wacoal sendiri sangat fokus dengan trusted material, perfect function dan good fitting. Nah prosesnya sendiri terdiri dari: Cutting Process – Relaxing – Spreading – Cutting – Combining – Sewing Process – Inspection Process – Package & Delivery Process.

Ternyata Wacoal punya 12 merek di dalam satu perusahaan, jadi totalnya ada 12 merek yang diproduksi di pabrik ini termasuk WACOAL DIA, Trefle, Salute, IN CARAT, Parfage, dll. Kesan pertama begitu masuk pabrik, kaget alasannya yaitu pabriknya sangat higienis dan tergolong sangat rapi.



Material Control
Pertama, kami masuk untuk melihat ruangan daerah penyimpanan material. Setiap tahunnya ada sekitar 800 material yang dipakai (200 kain, 300 renda dan 300 aksesoris), sebelum dipakai material dicek dulu terlebih dahulu kualitas dan kebersihannya. Material-material juga dijaga kelembaban dan temperaturnya oleh pihak Wacoal. Disini aja saya sudah terkagum-kagum dengan prosesnya!



Relaxing & Spreading
Kedua, dalam proses Relaxing & Spreading kain dibuka lebar untuk menghindari penyusutan, setidaknya satu hari sebelum material dipotong menjadi pola-pola yang nantinya akan dijahit.



Cutting
Ketiga, proses Cutting untuk kain memakai mesin potong atau band knife, ketika ini lebih dari 95% material dipotong dengan mesin potong. Sedangkan proses Cutting untuk materi material berupa renda atau lace perlu memakai dua metode: rotary cutter dan press cutter. Proses ini betul-betul diperhatikan dengan baik alasannya yaitu materi renda biasanya ada teladan dekoratifnya, jika salah potong ya sanggup bubar deh.



Combining
Keempat, proses Combining yaitu menggabungkan beberapa belahan untuk satu buah produk dalam satu gulungan. Disini pola-pola yang sudah dipotong juga dicek apakah sudah sesuai dengan teladan yang diinginkan.



Sewing
Karena banyak memakai material yang lembut dan tipis, maka kualitas sebuah produk bergantung pada high-skilled techniques! Faktor terpenting untuk sebuah bra yaitu fungsinya, jadi dalam proses menjahit semuanya dilakukan dengan sangaaaat detail. Saya gres tau jika setiap satu bra tuh komponennya banyak banget, betul-betul perlu kerja keras untuk menciptakan sebuah bra saja. Khusus untuk WACOAL DIA yaitu merek Wacoal versi premium, beda lagi ceritanya. Proses menjahitnya memerlukan waktu yang lebih panjang dan keahlian khusus untuk menciptakan satu buah bra! Luar biasa!

Inspection
Sebelum Package & Delivery Process, ada inspeksi selama 1 menit untuk setiap 1 buah bra. Harus lihatin detail kecil-kecil itu buat saya sih bikin pusing, makanya Wacoal dedikasinya tinggi banget ya untuk menciptakan sebuah bra.




Lanjut dari pabrik Wacoal, saya dan rombongan diajak ke Takeda Lace Company yang merupakan salah satu supplier kain renda untuk Wacoal.

Saya gres tau jika teladan kain renda itu didesain oleh desainer memakai Adobe Photoshop! Jreengggg! Belum kelar nih ibu-ibu, habis itu masuk ke proses drafting dimana lewat computer teladan renda mulai dikasih titik-titik semoga nanti sanggup diproses melalui mesin.

Selama ini saya pikir renda ya renda aja, makanya kain brokat/renda tuh MAHAL banget yah! Ternyata serumit itu pembuatannya.




Setelah melihat sendiri semua proses pembuatan bra dan pakaian dalam di Hokuriku Wacoal Sewing Co., saya jadi sangat menghargai arti dan nilai sebuah bra. Kalau dulunya suka ‘ngasal’ nyuci bra dengan mesin cuci, kini jadi lebih disayang-sayang.



By the way, Wacoal juga punya pabrik di Indonesia lho! Kualitas dan standarnya juga sama aja dengan yang di Jepang, tapi memang ada beberapa produk yang nggak dijual di Indonesia. Mungkin jika lagi traveling ke Jepang dan naksir sama beberapa produk Wacoal Jepang, beli aja! Saya sendiri pakai produk Wacoal buatan Indonesia dan beberapa buatan Jepang (tapi belinya di Jakarta kok).

Cerita betapa serunya trip saya selama ke Jepang bersama Wacoal belum selesai, masih berlanjut! Thanks for reading!

 Mungkin saya akan menjawab seadanya saja WACOAL FACTORY TOUR IN JAPAN #1

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply