Tujuan berlabuh di Gili Lawa sesungguhnya ada dua. Pertama, awalnya saya dan rombongan sanggup menikmati sunset disana, tapi tertunda alasannya ialah hujan yang tak kunjung reda. Kedua, kami akan mulai trekking sekitar jam 5 subuh untuk mengejar sunrise di puncak Gili Lawa.
Hujan deras berganti hujan rintik, tapi tak kunjung berhenti dari sore hingga malam berganti pagi.
Gagal melihat matahari terbit tidak menciptakan saya kecewa. Malam terakhir petualangan saya dihiasi canda tawa dengan penerima tur lainnya, mulai dari membahas hal-hal yang konyol hingga serius berdiskusi tradisi dan adab suku-suku yang tersebar di seluruh dunia.
Obrolan hangat ditutup sekitar pukul 21.00 WITA, dimana bola mata kami sudah mulai kemerahan alasannya ialah lelah. Kami harus berdiri pagi-pagi sekali untuk memulai trekking di Gili Lawa.
Sekitar pukul 04.30 WITA, bunyi Bang Erwind membangunkan saya dan teman-teman lainnya. Sambil mengumpulkan nyawa, saya mengambil jaket dan ransel, tak ketinggalan dua botol air minum untuk persediaan selama trekking.
Hujan belum juga reda, tapi niat tak perlu ditunda. Dalam keadaan gelap gulita saya dan rombongan diantar dengan speedboat kecil menuju pantai, hujan gerimis ikut menyertai petualangan kami. Terlihat dari jauh, ada beberapa orang yang juga sedang naik ke puncak Gili Lawa. Cahaya dari senter memberi tanda bahwa ada aktifitas di atas sana.
Saya dan rombongan hanya bermodalkan pencahayaan dari smartphone seadanya, tapi cukup untuk menemani kami hingga ke puncak.
Ketinggian Gili Lawa mungkin sekitar 160 meter dari permukaan laut. Kalau dilihat dari bawah tampaknya nggak terlalu tinggi, tapi begitu memulai pendakian, ternyata jalur trekking-nya sangat menantang! Di tengah perjalanan nafas saya sudah hampir habis, tubuh mulai lembap alasannya ialah keringat yang bercucuran. Kalau kemarin-kemarin saya hampir menyerah, dikala itu saya hampir menangis.
Jalur trekking rupanya bebatuan yang licin dan tajam, harus sangat berhati-hati. Apalagi buat ‘orang kota’ menyerupai saya dan suami, melewati jalur trekking menyerupai ini tentunya sangat. Empat orang mahasiswa yang juga rombongan saya yaitu Daffa, Melda, Dika dan Rifki, sudah jalan terlebih dahulu. Ya iya lah, beda umurnya 8 tahun sama saya hahaha jangan disamain kekuatan fisiknya :D
Sesekali saya dan Abenk berhenti untuk duduk mengatur nafas, tapi Bang Erwind selalu menyemangati kami berdua kalau kami sanggup hingga ke puncak! Hebat deh Bang Erwind energi positifnya luar biasaaaaah, padahal dalam hati saya udah mau jongkok dan nangis.
Lima belas meter dari puncak Gili Lawa, jalur semakin curam dan untuk melawan ketakutan saya lebih baik pelan-pelan dan “manjat” menyerupai Spider-Man. Jantung saya berdegup kencang, keringat jagung menetes dari dahi, rasanya benar-benar mau pingsan. Bang Erwind terus-terusan menyemangati saya dan Abenk (Bang Erwind sebenarnya tour guide atau motivator?), tapi jadinya kami BERHASIL SAMPAI PUNCAK!






Semua yang indah-indah di Instagram itu ternyata butuh usaha di baliknya.
Selama ini saya pikir naik ke puncak Gili Lawa itu landai dan mudah, nggak taunya sangat menantang. Rasa lelah dan takut sekejap menghilang, terhipnotis oleh indahnya lanskap yang mempesona. Keindahan sulit digambarkan, yang terperinci jauh lebih indah kalau dinikmati dikala berada disana.
Gili Lawa sendiri merupakan lanskap favoritnya Bang Erwind, dari setiap sisi kita sanggup menikmati keindahan dan pesona Flores yang berbeda.







Walaupun medannya cukup sulit dan menantang, ternyata jalur trekking untuk pulang lebih landai dan menyenangkan. Banyak sekali titik-titik lokasi yang indah dan tidak terlihat menyerupai di Flores. Cuaca mendung menciptakan suasana menjadi magis dan menciptakan keindahan Gili Lawa menyerupai Skotlandia.
Saya juga beruntung sanggup melihat sekawanan rusa liar yang sedang mencari makan walaupun dari kejauhan. Waktu yang diperlukan untuk trekking di Gili Lawa sekitar 2-3 jam, tergantung seberapa berpengaruh fisik kita dan berapa usang kita berhenti untuk melaksanakan dokumentasi.

Suatu dikala nanti saya akad akan balik lagi ke Gili Lawa, semoga puas dan mencicipi lanskap Flores di ekspresi dominan yang berbeda.
Destinasi terakhir sebelum open trip selesai, snorkeling di Pulau Kanawa yang populer akan keindahan alam di bawah laut. Mungkin alasannya ialah sudah terlalu lelah, saya hanya mengumpulkan sampah-sampah plastik yang tergenang di atas laut, sedangkan suami snorkeling bersama teman-teman open trip kami.
Menjelajahi pulau-pulau di Flores dalam waktu 4 hari 3 malam sangat memuaskan, rasanya 'suntikan vitamin' saya untuk pandangan gres dan beraktifitas cukup hingga beberapa ahad ke depan. Sampai jumpa lagi, Flores!

Related Posts:
Exploring Flores in Rainy Season + What to Pack
Sebuah Catatan Perjalanan: Flores #1
Sebuah Catatan Perjalanan: Flores #2
Vlog: First Trip to Flores
No comments: