Sejujurnya saya lupa loh, udah pernah kisah belum ya soal Aura nggak mau duduk di car seat?
Hehe kayanya belum ya kalau di blog. Sejak usia 10 bulan hingga 15 bulan Aura Suri selalu berontak kalau saya harus menyetir dan ia duduk di car seat. Di usia 13-14 bulan juga ada masanya ia marah-marah kalau duduk di high chair ketika kami sedang makan. Wah, masa-masa ini tentunya sangat menguji kesabaran dan kami lelah sekali setiap harus pergi atau makan di restoran.
Salahnya ada di saya tentunya, tapi saya nggak nyalahin diri saya sendiri kok hahaha. Sejak memasuki usia 10 bulan, aktivitas saya cukup padat dan masih struggling mengurus Aura tanpa pengasuh. Menyetir sendiri kemana-mana bukan pilihan yang sempurna ketika itu, alhasil kemana-mana saya selalu naik transportasi berbasis aplikasi yang kita kenal dengan Uber. Selain Uber, saya selalu dimanjakan oleh sahabat saya, Anya, yang mungkin teman-teman kenal sebagai ibunya Sadajiwa. Berhubung kantor Anya dan rumah saya hanya berjarak 100 meter, kemana-mana saya diantar jemput oleh Anya.
Aura Suri juga keenakan kemana-mana dipangku, digendong, atau duduk di sofa restoran/kursi kendaraan beroda empat layaknya orang dewasa.. Ia juga NGAMUK setiap ditaruh di stroller. Nah, udah beli stroller mahal-mahal juga mubazir kan. Sedih deh hahahaha.
Kami memakai car seat Joie Stages, yang dapat dipakai dari newborn hingga usia 7 tahun. |
Setiap makan pagi, siang dan malam, Aura harus dipangku oleh saya atau suami gres mau makan. Kalau duduk di high chair, antara ngamuk, jerit atau berusaha bangun keluar dari high chair. Pada masa-masa tersebut saya selalu keringetan luar biasa dan lepek sesudah makan siang hahahaha.
Saat usia 14 bulan lebih, Aura maunya jalan terus dan sering minta keluar rumah. Tentunya hal ini bikin saya, suami dan ajun rumah tangga kewalahan. Belum lagi kalau kakek neneknya Aura sedang main ke rumah, semua niscaya kena 'todong' untuk main keluar rumah. Pasalnya Aura nggak tau kalau di luar lagi hujan, siang bolong atau malam hari.. Pokoknya beliau minta keluar rumah deh.
Saya kewalahan banget, apalagi energi Aura kayak nggak habis-habis. Akhirnya saya bertekad memasukkan Aura ke gym khusus anak bersahabat rumah, agar energinya tersalurkan. Walau Aura belum jalan dengan lancar, saya nekat aja. Dengan perhitungan dan asumsi kalau masuk gym khusus anak ini, Aura akan bersosialisasi dan lebih lancar motoriknya alasannya dapat mencontoh teman-temannya.
Tapi bukan soal gym khusus anak yang saya pikirkan saya harus mengantar Aura setiap 3x seminggu artinya saya harus menyetir. Karena kalau naik Uber terlalu dekat, kasian supirnya hehehe.
Dengan kekuatan doa dan afirmasi kasatmata yang saya dan suami lakukan setiap hari di depan Aura, alhasil Aura berhasil duduk di car seat!
Trial #1
Aura duduk di car seat, saya menyetir di depan. Saya menyetel lagu-lagu kesukaannya menyerupai ABC Song, Wheels On The Bus, Ring Around The Rosy, dll dengan volume cukup keras. Awalnya Aura sempat nangis di 5 menit pertama, sisanya ia menikmati perjalanan sambil bernyanyi-nyanyi kecil.
Trial #2
Beberapa kali Aura sempat menangis di awal-awal kami mendudukannya di car seat, begitu dengar lagu dan pegang mainan, ia eksklusif asik sendiri. Untuk memperlancar disiplin ini, saya jadi menyetir kemana-mana membawa Aura Suri. Asal ada mainan, cemilan, lagu kesukaannya.. ia terlihat hening dan menikmati perjalanan. Suami juga mulai mendudukkan Aura di high chair setiap jam makan dan hasilnya: BERHASIL! YAY!!!
Trial #3
Setelah 2 ahad duduk di car seat tanpa drama, Aura mulai dapat tidur di car seat saat saya atau suami menyetir. Kami juga mulai membawa stroller bila bepergian, alasannya Aura juga udah mau duduk di stroller! Hore!
Read more: Baby-Led Weaning Experience
***
Aura sering tertidur pulas di car seat. |
Saya ingat betul, suami saya selalu bilang (ini masih dilakukan hingga sekarang), "Aura Suri mau ya duduk di car seat. Semua orang kalau duduk di kendaraan beroda empat punya dingklik masing-masing dan harus pakai safety belt. Mama pakai safety belt, Papa pakai safety belt. Anak kecil tidak ada yang duduk di depan, belum dewasa harus duduk di car seat."
Dengan afirmasi menyerupai di atas, ntah kenapa Aura memang terbius begitu saja sama kata-kata saya dan suami saya. Berikan pengertian dan anak akan mengerti.
Kuncinya ialah komunikasi, komunikasi dan komunikasi.
Semoga kisah dan pengalaman saya ini berguna. Ada yang punya kisah seru soal mengajarkan anak duduk di car seat? :)
Read more: Game Changer: Morning Pages
Comments